SELAMAT DATANG SOBAT, JANGAN LUPA SIMPAN ALAMAT BLOG WWW.GRUPSYARIAH.BLOGSPOT.COM SUPAYA SOBAT MUDAH UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI DISINI

Dasar Penilaian Perbuatan

A. Dasar Penilaian Perbuatan
    1. Pengertian Manusia
    Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen,
memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Jadi masih dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa objek material seperti ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu sendiri.

Ontologi merupakan salah satu objek lapangan penelitian kefilsafatan yang paling kuno.  Untuk memberi arti tentang suatu objek ilmu ada beberapa asumsi yang perlu diperhatikan yaitu asumsi pertama adalah suatu objek bisa dikelompokkan berdasarkan kesamaan bentuk, sifat (substansi), struktur atau komparasi dan kuantitatif asumsi. Asumsi kedua adalah kelestarian relatif artinya ilmu tidak mengalami perubahan dalam periode tertentu (dalam waktu singkat). Asumsi ketiga yaitu determinasi artinya ilmu menganut pola tertentu atau tidak terjadi secara kebetulan (Supriyanto, 2003).

Epistemologi atau teori pengetahuan yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.

Sebagian ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologi perkembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles, yaitu bahwa ilmu pengetahuan sempurna tak boleh mencari untung, namun harus bersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa ilmu pengetahuan justru harus mencari untung, artinya dipakai untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi ini (Bakhtiar, 2005).
    2. Dasar Penilaian Perbuatan
    Dasar aksiologi berarti sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh, seberapa besar sumbangan ilmu bagi kebutuhan umat manusia. Dasar aksiologi ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia karena dengan ilmu segala keperluan dan kebutuhan manusia menjadi terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Berdasarkan aksiologi, ilmu terlihat jelas bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.  Etika mengandung dua arti yaitu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lainnya. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.
B. Hati Nurani Dan Fungsinya
    1. Pengertian Hati Nurani
    Hati nurani adalah manusia yang mempunyai rasa empati yang tinggi terhadap sesamanya atau manusia yang selalu mau berkorban untuk kepentingn manusia.  Ada juga yang mendifinisikan bahwa hati nurani adalah merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusisa dalam situasi konkret. Suara hati menilai suatu tindakan manusia baik atau buruk, hati nurani tanpil sebagai hakim yang baik dan jujur walaupun dapat keliru. Dalam hati manusia sebelum bertindak atau melakukan sesutu,ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuanumum bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Hati nurani tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkrit. Tidak mengikuti "hati nurani" berarti menghancurkan integritas pribadi kita dan mengkhianati martabat terdalam kita. Dalam "hati nurani" berlangsung penggandaan; Manusia bukan saja melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat moral (baik atau buruk), namun ada pula yang turut mengetahui tentang perbuatan-perbuatan moral manusia. Dalam diri manusia, seolah-olah ada instansi yang menilai dari segi moral perbuatan-perbuatan yang dilakukan. "Hati nurani" merupakan semacam saksi tentang perbuatan-perbuatan moral manusia.
    2. Macam macam hati nurani
    Ada dua macam bentuk "hati nurani", yaitu "hati nurani" retrospektif dan "hati nurani" prospektif. "Hati nurani" retrospektif memberikan penilaian terhadap perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau. "Hati nurani" ini seolah menoleh ke belakang dan menilai perbuatan-perbuatan yang telah lewat. "Hati nurani" retrospektif menyatakan bahwa perbuatan yang telah dilakukan itu baik atau tidak baik; menuduh atau mencela bila perbuatannya tidak baik; dan sebaliknya memuji atau memberi rasa puas apabila perbuatannya dianggap baik. Jadi "hati nurani" retrospektif merupakan semacam instansi kehakiman dalam batin masing-masing manusia tentang perbuatan yang telah berlangsung.
    Sedangkan "hati nurani" prospektif melihat ke masa depan dan menilai perbuatan-perbuatan masing-masing manusia yang akan datang. "hati nurani" prospektif mengajak manusia untuk melakukan sesuatu atau seperti barangkali yang lebih banyak terjadi - mengatakan 'jangan' dan melarang untuk melakukan sesuatu. Aspek negatif lebih mencolok. Dalam "hati nurani" prospektif sebenarnya terkandung semacam ramalan. "Hati nurani" prospektif menyatakan, "hati nurani" pasti akan menghukum kita, andaikata kita melakukan perbuatan itu. "Hati nurani" prospektif menunjuk kepada "hati nurani" retrospektif yang akan datang, apabila perbuatan menjadi kenyataan. Hati nurani bersifat personal, artinya selalu berkaitan erat dengan pribadi bersangkutan. Norma-norma dan cita-cita yang diterima seseorang dalam hidup sehari-hari dan seolah-olah melekat pada peibadi seseorang, akan tampak pula dalam ucapan-ucapan "hati nurani" seseorang. Seperti yang biasa kita katakan bahwa tidak ada dua manusia yang sama, begitu pula tidak ada dua "hati nurani" yang persis sama. "Hati nurani" diwarnai oleh kepribadian kita. "Hati nurani" juga akan berkembang bersama dengan perkembangan seluruh kepribadian kita; "Hati nurani" seorang paruh baya yang sudah banyak pengalaman hidup tentunya akan memiliki "hati nurani" yang berbeda dengan seseorang yang masih remaja.
    3. Fungsi hati nurani
Fungsi hati nurani yaitu sebagai pedoman, pegangan atau norma untuk menilaisuatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk. ahti nurani juga berfungsi sebagai pegangan atau peraturan-peraturan konkrit dalam kehidupan sehari-haridan menyadarkan manusia akn nilai dan harga dirinya. Sikap kitaterhadap hati nurani adalah menghormati suara hati yang keluar dari hati nurani kita. mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani, mempertimbangkan dengan masakdan pikiran yang sehat apa yang difikirkan hati nurani, melaksanakan apa yang dikatakan hati nurani.


Disusun oleh : Ratna Sari

0 komentar:

Posting Komentar

NB: Berikan Komentar yang sopan dan berkenaan dengan Artikel diatas.

Saya mohon maaf jika komentar sahabat dan rekan blogger terlambat di respon Karena banyaknya kegiatan yang mengikat he he he, Silahkan copas asalkan cantumkan juga sumbernya yah...!

Copyright: © 2012- By : Grup Syariah Metro™ Kumpulan Makalah Pendidikan Dan Tempat Berbagi Ilmu Pengetahuan
Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute