SELAMAT DATANG SOBAT, JANGAN LUPA SIMPAN ALAMAT BLOG WWW.GRUPSYARIAH.BLOGSPOT.COM SUPAYA SOBAT MUDAH UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI DISINI

Al Maturidi Riwayat Hidup Karya dan Pokok Pikirannya

Al Maturidi Riwayat Hidup Karya dan Pokok Pikirannya | Grupsyariah (GS)
BAB I PENDAHULUAN
Muhammad ibnu Muhammad Ibn Mahmud Abu Mansur al-Samarqandi al-Maturidi al-Hanafi. Beliau adalah seorang cendikiawan muslim dan ahli di bidang ilmu kalam.
Maturidi dilahirkan di Maturidi, dekat dengan Samarkan.
Di bidang ilmu agama, beliau berguru pada Abu Nasr al-Ayadi dan Abu Bakr Ahmad Al-Jawzajani.  Beliau banyak menulis tentang Mu’tazilah, Qarmati, dan Syi’ah.
Kali ini penulis akan menerangkan dan menjelaskan makalah penulis yang berjudul al-Maturidi, riwayat hidup al-Maturidi, Karya al-Maturidi, dan pokok Pikiran Al-Maturidi.
BAB II PEMBAHASAN
A.  Riwayat Hidup Al Maturidi
Abu Manshur Muhammad ibn Muhammad Ibn Mahmud Al-Maturidi. Ia dilahirkan di sebuah kota kecil di daerah Samarkan yang bernama Maturid, diwilayah Trmsoxiana di Asia Tengah, daerah yang sekarang disebut dengan Uzbekistan. Tahun kelahirannya tidak diketahui pasti, hanya diperkirakan sekitar pertengahan abad ke – 3 hijriyah. Ia wafat pada tahun 333 H/944 M. Gurunya dalam bidang fiqih dan teologi yang bernama Nasyr bin Yahya Al-Balakhi, ia wafat pada tahun 232-274 H/847-861 M. [1]
Karir pendidikan Al-Maturidi lebih dikonsentrasikan untuk menekuni bidang teologi dari pada fiqih. Pemikiran-pemikirannya banyak di tuangkan dalam bentuk karya tulis, diantaranya adalah kitab Tauhid, Ta’wil Al-Qur’an Makhas Asy-Syara’I, Al-Jald, dan lain-lain. Selain itu, ada pula karangan-karangan yang di duga ditulis oleh Al-Maturidi, yaitu Risalah fi Al-Aqaid dan Syarh Fiqh Al-Akbar.[2]


B.  Karya-Karya Al – Maturidi
Karya-karya Al-Maturidi ada banyak sekali buku karangan beliau yang sudah di karang beliau diantaranya yaitu sebagai berikut:
  1. Kitab Al-Tawhid
  2. Kitab Radd Awa’il al-Adilla, sanggahan terhadap Mu’tazilah
  3. Radd al-Tahdhib fi al-Jadal, sanggahan terhadap Mu’tazilah
  4. Kitab Bayan Awham al-Mu’tazila (Kitab pemaparan Kesalahan Mu’tazila
  5. Kitab Ta’wilat Al-Qur’an
  6. Kitab Al-Maqalat
  7. Ma’akhidh al-Shara’I dalam usul al – Fiqh
  8. Al-Jadal fi Usul al-Fiqh
  9. Radd al-Usul al-Khamsa, sanggahan terhadap pemaparan Abu Muhammad al-Bahili tentang lima prinsip Mu’tazilah
  10. Radd al-Imama, sanggahan terhadap konsepsi keimanan syiah
  11. Al-Radd ‘ala Usul al-Qaramita
  12. Radd Wa’id al-Fussaq[3]

C.  Pokok Pikiran Al-Maturidi
a.   Akal dan Wahyu
Dalam pemikiran teologinya (ilmu ketuhanan), Al-Maturidi mendasarkan pada Al-Qur’an dan akal dalam bab ini ia sama dengan Al-Asy’ari. Menurut Al-Maturidi, mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat di ketahui dengan akal. Kemampuan akal dalam mengetahui dua hal tersebut sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan agar manusia menggunakan akal dalam usaha memperoleh pengetahuan dan keimanannya terhadap Allah melalui pengamatan dan pemikiran yang mendalam tentang makhluk ciptaannya.
Kalau akal tidak mempunyai kemampuan memperoleh pengetahuan tersebut, tentunya Allah tidak akan mempunyai kemampuan memperoleh pengetahuan mengenai Allah SWT berarti meninggalkan kewajiban yang diperintahkan ayat-ayat tersebut. Namun, akal menurut Al-Maturidi, tidak mampu mengetahui kewajiban-kewajiban lainnya.
Dalam masalah baik dan buruk, Al-Maturidi berpendapat bahwa penentu baik dan buruk sesuatu itu terletak pada suatu itu sendiri, sedangkan perintah atau larangan syari’ah hanyalah mengikuti ketentuan akal mengenai baik dan buruknya sesuatu. Dalam kondisi demikian, wahyu diperoleh untuk di jadikan sebagai pembimbing. Al-Maturidi membagi kaitan sesuatu dengan akal ada tiga macam, yaitu:
1.   Akal dengan sendirinya hanya mengetahui kebaikan  sesuatu itu
2.   Akal dengan sendirinya hanya mengetahui kebutuhan sesuatu itu
3.   Akal tidak mengetahui kebaikan dan keburukan sesuatu, kecuali dengan petunjuk ajaran wahyu.

Jadi, yang baik  itu baik karena di perintahkan Allah SWT. Dan yang buruk itu buruk karena larangan Allah. Pada kontek ini, AL-Maturidi berada pada posisi tengah dari Mu’tazilah dan Al-Asy’ari.

b.    Perbuatan Manusia
Menurut Al-Maturidi, perbuatan manusia adalah ciptaan Tuhan karena segala sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaanya. Dalam hal ini, al-Maturidi mempertemukan antara ikhtiar sebagai perbuatan manusia dan qudrat Tuhan sebagai pencipta perbuatan Manusia.

c.   Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan
Menurut Al-Maturidi qudrat Tuhan tidak sewenang-wenang (absolute), tetapi perbuatan dan kehendaknya itu berlangsung sesuai dengan hikmah dan keadilan yang sudah ditetapkannya sendiri.

d.   Sifat Tuhan
Dalam hal ini faham al-Maturidi cenderung mendekati faham mu’tazilah, perbedaan kedubayaan terletak pada pengakuan Al-Maturidi tentang adanya sifat-sifat Tuhan, sedangkan mu’tazilah menolak adanya sifat-sifat Tuhan.

e.   Melihat Tuhan
Al-Maturidi mengatakan bahwa manusia dapat melihat Tuhan. Hal ini di beritahukan oleh Al-Qur’an, antara lain firman Allah SWT. Dalam surat Al-Qiyamah ayat 22 dan 23. Namun melihat Tuhan, kelak di akherat tidak dalam bentuknya (bila kaifa), karena keadaan di akhirat tidak sama dengan keadaan di dunia.

f.    Kalam Tuhan
Al-Maturidi membedakan antara kalam yang tersusun dengan huruf dan bersuara dengan kalam nafsi (sabda yang sebenarnya atau kalam abstrak). Kalam nafsi adalah sifat Qadim bagi Allah, sedangkan kalam yang tersusun dari huruf dan suara adalah baharu (hadist).

g.   Perbuatan Manusia
Menurut Al-Maturidi, tidak ada sesuatu yang terdapat dalam wujud ini, kecuali semuanya atas kehendak Allah SWT, dan tidak ada yang memaksa atau membatasi kehendak Tuhan kecuali karena ada hikmah dan keadilan yang ditentukan oleh kehendak-Nya sendiri.

h.   Pengutusan Rasul
Pandangan Al-Maturidi tidak jauh beda dengan pandangan mu’tazilah yang berpendapat bahwa pengutusan Rasul ke tengah-tengah umatnya adalah kewajiban Tuhan agar manusia dapat berbuat baik dan terbaik dalam kehidupannya. Perilaku dosa besar Al-Maturidi berpendapat bahwa orang yang berdoa besar tidak kafir dan tidak kekal di dalam neraka walaupun ia mati sebelum bertobat. Abu Mansur Al-Maturidi.
BAB III KESIMPULAN
Al-Maturidi dilahrikan di sebuah kota kecil di daerah Samarkan yang bernama Maturid. Al-Maturidi hidup pada masa khalifah Al-Mutawakil yang memerintah pada tahun 232-274 H/847-861 M. kariri pendidikan beliau lebih di konsentrasikan untuk menekuni bidang teologi dari pada fiqih.
Doktrin-doktrin/pemikiran-pemikiran al-Maturidi diantaranya akal dan wahyu, perbuatan manusia, kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, melihat Tuhan kalam Tuhan, perbuatan manusia, pengutus Rasul dan dosa besar.
DAFTAR PUSTAKA
Rozak, Abdul & Anwar, Rohison, Ilmu Kalam,.CV Pustaka Setia, Bandung, 2003
Nasution, Harun, Teologi Islam, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1987
Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004
Hanafi, Teologi Islam, Bulan Bintang Jakarta, 1982



[1] Rozak, Abdul dan Anwar, Rohison, Ilmu Kalam, . CV Pustaka Setia, Bandung, 2003
[2] Hanafi, Teologi Islam, Bulan Bintang Jakarta, 1982

[3] Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004

0 komentar:

Posting Komentar

NB: Berikan Komentar yang sopan dan berkenaan dengan Artikel diatas.

Saya mohon maaf jika komentar sahabat dan rekan blogger terlambat di respon Karena banyaknya kegiatan yang mengikat he he he, Silahkan copas asalkan cantumkan juga sumbernya yah...!

Copyright: © 2012- By : Grup Syariah Metro™ Kumpulan Makalah Pendidikan Dan Tempat Berbagi Ilmu Pengetahuan
Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute