Proses Pendidikan Islam | Tehnik Menyusun Kerangka Teori Penelitian
(GS)
PENDAHULUAN
Sistem adalah suatu kesatuan
komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk
mencapai suatu hasil yang diharapkan. Berdasarkan pengertian diatas, maka ada
tiga hal penting yang menjadi suatu sistem.
Pertama, sistem pasti memiliki
tujuan, kedua sistem selalu mengandung proses atau rangkaian suatu kegiatan dan
ketiga, proses dalam suatu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai
komponen atau unsur-unsur tertentu.
Pengajaran dengan sistem
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan karena dalam proses belajar dan
mengajar harus menggunakan system agar mempunyai tujugan yang jelas.
Belajar dan mengajar selalu
berkaitan karena seseorang yang belajar pasti ada yang mengajar sehingga
terjadi interaksi antara keduanya yang disebut proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar ada dua sudut pandang yakni dari siswa dan dari guru. Karena
siswa sebagai pelaku belajar dan guru sebagai pelaku mengajar.
Jadi proses belajar mengajar
merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang mempunyai system yang jelas
sehingga proses tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
PEMBAHASAN
PROSES PENDIDIKAN ISLAM
A.
Pengertian Dan Kegunaan
Pengajaran Suatu Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan
komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk
mencapai suatu hasil yang diharapkan. Berdasarkan pengertian diatas, maka ada
tiga hal penting yang menjadi suatu sistem. Pertama, sistem pasti memiliki
tujuan, kedua sistem selalu mengandung proses atau rangkaian suatu kegiatan dan
ketiga, proses dalam suatu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai
komponen atau unsur-unsur tertentu.
Pengajaran dikatakan suatu
sistem karena pengajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu mengajar siswa.
Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang
menekankan hubungan sistemik antara berbagai komponen dalam pengajaran.
Hubungan sistemik mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu
pengajaran sesuai dengan fungsinya.. Hubungan sistemik atau penekanan kepada
sistem merupakan ciri yang pertama dan ciri yang kedua adalah penekanan kepada
perilaku yang dapat diukur atau diamati. Sistem bermanfaat untuk merancang atau
merencanakan proses pengajaran. Oleh karena itu, proses perencanaan yang
sistematis dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa keuntungan diantaranya:
a. Melalui sistem perencanaan
yang matang, pendidika akan mencapai hasil yang optimal.
b. Melalui sistem
perencanaan yang sistematis, setiap pendidik akan bisa menggambarkan hambatan
yang akan di hadapi dan didapat menentukan strategi yang bisa dilakukan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Melalui sistem
perencanaan, pendidik akan dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan
berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk mencapai tujuan.
B.
Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Sistem Pengajaran
a. Faktor Pendidik
Pendidik adalah komponen yang
sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pengajaran. Dalam proses pengajaran pendidik
tidak hanya berperan sebagai teladan bagi siswa, tetapi juga sebagai pengelola pengajaran (Manager
of Learning).
Menurut Dunkin (1974) ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas
proses pengajaran dilihat dari faktor pendidik, yaitu:
- Teacher Formatif Experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup pendidik yang menjadi latar belakang mereka.
- Teacher Training Experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan pendidik tersebut.
- Teacher Properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru.
b. Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang
unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan akan adalah perkembangan seluruh aspek
kepribadiannya, akan tetapi tempo perkembangan masing-masing anak pada setiap
aspek tidaklah sama. Seperti halnya pendidik, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses pengajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar
belakang siswa yang menurut Dunkin
disebut Pupil Formative Experience
serta faktor sifat yang dimiliki siswa (pupil
properties).
Sikap dan penampilan siswa
didalam kelas juga merupakan aspek lain yang bisa mempengaruhi proses
pengajaran. Ada kalanya ditemukan siswa
yang sangat aktif dan ada pula siswa yang pendiam. Semua itu akan
mempengaruhi proses pengajaran di dalam kelas.
c. Faktor Sarana Dan
Prasarana
Sarana adalah segal sesuatu
yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pengajaran, misalnya
media pengajaran, alat-alat praktek dan lain sebagainya, sedangkan prasarana
adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan
proses pengajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar
kecil dan lain sebagainya.
Ada beberapa keuntungan bagi
sekolah yang memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat
menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Kedua, kelengakapan sarana dan
prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa yang belajar karena
setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda.
d. Faktor Lingkungan
Dilihat dari segi lingkungan,
ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pengajaran, yaitu faktor
organisasi kelas dan faktor iklim sosial
psikologis. Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam
satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pengajaran.
Organisasi kelas yang terlalu besar kurang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
Faktor lainnya yaitu iklim
sosial-psikologis maksudnya adalah keharmonisan hubungan antara orang yang
terlibat dalam proses pengajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara
internal maupun eksternal. Secara internal adalah hubungan antara orang yang
terlibat dalam lingkungan sekolah dan yang eksternal adalah hubungan antara
pihak sekolah dengan dunia luar.
C.
Komponen-Komponen Sistem Pengajaran
- Tujuan, merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pengajaran dan komponen pertama yang utama.
- Si atau materi pelajaran, merupakan komponen kedua dalam sistem pengajaran. Materi pelajaran merupakan inti dalam proses pengajaran.
- Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat di tentukan oleh komponen ini.
- Alat dan sumber, walaupun fungsinya sebagai alat bantu akan tetapi memiliki peran yang tak kalah pentingnya, karena perkembangan tekhnologi saat ini memungkinkan siswa dapat belajar dari mana saja.
- Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem pengajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam pengajaran tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi pendidik atas kinerjanya.
D.
Proses Belajar Mengajar
A. Pengertian Belajar
Belajar dapat diartikan
sebagai perubahan tingkat laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka
lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam bahasa asingnya :
”Learning is a Change In the individual due to intruction of that individual
and his environment, which fells a need
and makes him more capable of dealing adequately with his environment (W.H
Burton, The Guidance of Learning Activites, 1984).
Dalam pengertian ini terdapat kata change atau “Perubahan” yang berarti
bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan
tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun dalam
sikapnya. Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuannya ialah dari tidak
mengerti menjadi mengerti. Sebagai
mana diungkapkan salam Al-Qur’an (Q.S. Al-Fath ayat :23). Yang berbunyi sebagai
berikut:

Artinya:
“Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku
sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah
itu.” (Q.S. Al-Fath ayat
:23).
Emest R. Hilgard dalam bukunya Introduction to Psychology mengemukakan:
“We may define learning as the process by which an activity originates or is
changed through responding to asituation, provid the change cannot be
attributed to growth or the temporary state of the organism (as fatque or under drugs)”. Terjemahan bebasnya ialah “ Belajar adalah suatu proses
dimana ditumbulkan atau diubahnya suatu
kegiatan karena mereaksi suatu keadaan. Perubahan itu tidak di sebabkan oleh
suatu proses pertumbuhan (seperti kelelahan atau karena pengaruh obat-obatan).”
H.C. Witherington dalam bukunya Educational Psycology
mengemukakan bahwa: “ Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian”. Ketiga definisi tersebut
menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau
kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses
pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses kematangan. Perubahan yang
terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam kebiasaan,
kecakapan-kecakapan atau dalam ketiga aspek yakni pengetahuan (kognitif), sikap
(affektif) dan keterampilan (psikomotor). Kegitan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik atau siswa.
B. Pengertian Mengajar

øŒÎ) tA$s% ª!$# Ó|¤ŠÏè»tƒ tûøó$# zNtƒótB öà2øŒ$# ÓÉLyJ÷èÏR y7ø‹n=tã 4’n?tãur y7Ï?t$Î!ºur øŒÎ) š›?‰ƒr& ÇyrãÎ/ Ĩ߉à)ø9$# ÞOÏk=s3è? }¨$¨Y9$# ’Îû ωôgyJø9$# WxôgŸ2ur (
øŒÎ)ur šçFôJ¯=tæ |=»tFÅ6ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur sp1u‘öqG9$#ur Ÿ@‹ÅgUM}$#ur (
øŒÎ)ur ß,è=øƒrB z`ÏB ÈûüÏeÜ9$# Ïpt«øŠygx. ÎŽö©Ü9$# ’ÎTøŒÎ*Î/ ã‡àÿZtFsù $pkŽÏù ãbqä3tFsù #MŽösÛ ’ÎTøŒÎ*Î/ (
ä—ÎŽö9è?ur tmyJò2F{$# šÝtö/F{$#ur ’ÎTøŒÎ*Î/ (
øŒÎ)ur ßlÌøƒéB 4’tAöqyJø9$# ’ÎTøŒÎ*Î/ (
øŒÎ)ur àMøÿxÿŸ2 ûÓÍ_t/ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) šZtã øŒÎ) OßgtGø¤Å_ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ tA$s)sù tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. öNåk÷]ÏB ÷bÎ) !#x‹»yd žwÎ) ÖósÅ™ ÑúüÎ7•B ÇÊÊÉÈ
Artinya: “(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam,
ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu aku menguatkan kamu
dengan Ruhul qudus. kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam
buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu aku mengajar kamu menulis,
hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah
(suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup
kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku.
dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan
ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu
kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan
(ingatlah) di waktu aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh
kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata,
lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan
sihir yang nyata". (Q.S. Al-Maidah ayat : 110).
Teknik untuk menyederhanakan bahan yang akan
disajikan tersebut menurut Bruner
adalah dengan cara enactive, iconic, dan
symbolic. Penyajian enactive adalah penyajian suatu bahan pelajaran dalam
bentuk gerak atau dalam bentuk psikomotor. Cara penyajian ini amat sederhana,
kongkret, bahkan dapat di katakan primitif. Penyajian iconic melibatkan
penggunaan grafik dalam penyajian suatu ide, objek atau prinsip. Cara penyajian
ini lebih abstrak bila dibandingkan dengan penyajian enactive. Sedangkan
penyajian symbolic adalah dengan menggunakan bahasa dan penyajian hendaknya
mengikuti perkembangan jiwa anak.
Dengan demikian, guru dapat memilih cara penyajian
mana yang akan diterapkan dalam menyampaikan materi pelajarannya terhadap
siswanya, dengan memperlihatkan tingkah perkembangan jiwa anak tersebut. Bruner
percaya bahwa semua hal dapat diajarkan pada semua tingkat usia. Bruner
berpendapat bahwa guru perlu sekali menganalisis benar-benar bahan pelajaran
yang harus dipelajari siswa, menentukan tingkat kesukaran, dan menentukan cara
penyajiannya yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan kewajiban anak yang
akan mempelajarinya. Untuk keperluan ini, guru perlu benar-benar memperhatikan
predisposisi siswa dalam belajar dan pengalaman-pengalaman belajar yang pernah
dipelajari atau dialaminya, serta struktur pengetahuan yang harus ia ajarkan
kepada siswa-siswanya.
Mengingat mengajar merupakan suatu perbuatan yang
memerlukan tanggung jawab moral. Maka berhasilnya pendidikan siswa secara
formal terletak pada tanggung jawab guru
dalam melaksanakan tugas mengajar. Mengajar merupakan suatu perbuatan atau
pekerjaan yang bersifat unik, tetapi sederhana. Dikatakan unik karena berkenaan
dengan manusia yang belajar, yakni siswa dan guru yang mengajar serta bertalian
erat dengan manusia di dalam Masyarakat.
C. Proses Belajar dan
Mengajar
Proses adalah kata yang
berasal dari bahasa Latin ”Processus”
yang berarti ”berjalan ke depan”. Menurut Chaplin (1972), proses adalah
any change in any object or organism, particulary a behavioral or
phsychological change. (proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah
laku atau kewajiban).
Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku
kognitif afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam siswa. Jadi pengertian
proses belajar dan mengajar ialah sebuah kegiatan yang integral antara siswa
sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar dalam proses
mengajar.
a.
Fase-fase Dalam Proses Belajar
Menurut Jorome S.Bruner dalam proses belajar, siswa menempuh tiga fase,
yaitu sebagai berikut:
ü Informasi (tahap
penerimaan materi)
ü Fase-fase
Transformasi (tahap pengubahan materi)
ü Fase Evaluasi (tahap
penilaian materi)
b. Proses Belajar
Mengajar Ditinjau Dari Sudut Siswa
1. Macam-macam keterampilan
intelektual, Gagne membedakan macam-macam belajar, dari keterampilan
intelektual yang terkandung didalamnya. Ada delapan tipe yaitu:
·
Belajar tanda-tanda, merupakan kegiatan belajar
yang paling sederhana sebab hanya melibatkan penggunaan ketrampilan akan
tanda-tanda.
·
Belajar simulasi respons, adalah kegiatan belajar
yang membentuk menjalin hubungan antara suatu rangsangan dengan respons atau
jawaban.
·
Rangkaian kegiatan, misal belajar yang didalamnya
terdapat rankaian kegiatan
·
Belajar hubungan verbal, dimulai dengan mengenal
hubungan antara sebuah benda dengan namanya dst
·
Belajar membedakan.
·
Belajar konsep
·
Belajar aturan atau hukum-hukum
·
Belajar memecahkan masalah.
2. Belajar menerima,
menghafal, diskaveri, dan bermakna
Ausuble dan Robinson (1969) mengemukakan adanya empat
macam bentuk belajar yaitu:
- Belajar menerima dan belajar diskaveri. Belajar menerima adalah suatu bentuk belajar dengan peranan siswa lebih pasif, karena mereka lebih banyak menerima yang disampaikan oleh guru. Belajar diskaveri disebut juga belajar inkuiri yaitu kegiatan belajar dimana siswa lebih aktif karena ada sejumlah proses mental yang dilakukan siswa.
- Belajar menghafal dan belajar bermakna belajar menghafal yaitu belajar dengan cara menghafal, akan tetapi jika hanya dengan menghafal maka siswa hanya akan mengerti secara verbal oleh karena itu siswa harus belajar bermakna yakni siswa belajar dengan memahami agar apa yang ia hafal akan lebih dimengerti
- Belajar di sekolah dan di luar sekolah kegiatan belajar di sekolah yakni belajar dibawah bimbingan dan pengawasan guru langsung. Sedangkan belajar di luar sekolah yaitu belajar dari lingkungan sosial siswa
- Belajar secara klasikal, kelompok dan individual kegiatan belajar klasikal yaitu dengan cara menerima dan menghafal. Belajar kelompok yaitu belajar secara bersama-sama. Belajar individual yaitu belajar dengan cara pemberian tugas secara individu.
- Belajar teori dan praktek
c. Proses Belajar
Mengajar Ditinjau Dari Sudut Guru
- Mengajar secara ekspositori yaitu dengan metode ceramah dan demokrasi.
- Mengajar dengan mengaktifkan siswa yaitu dengan cara tanya jawab, diskusi, pengamatan dan percobaan, mengajar kelompok, latihan, pemecahan masalah, dan metode pemberian tugas.
KESIMPULAN
Dari penjelasan pada bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pengajaran dengan sistem merupakan dua hal
yang tidak terpisahkan karena dalam proses belajar dan mengajar harus
menggunakan system agar mempunyai tujugan yang jelas. Belajar dan mengajar
selalu berkaitan karena seseorang yang belajar pasti ada yang mengajar sehingga
terjadi interaksi antara keduanya yang disebut proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar ada dua sudut pandang yakni dari siswa dan dari guru. Karena
siswa sebagai pelaku belajar dan guru sebagai pelaku mengajar.
Jadi proses belajar mengajar
merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang mempunyai system yang jelas
sehingga proses tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Hadlari Nawawi. Pendidikan Islam. Usaha Nasional : Surabaya. 1987.
Ibrahim, R dan Syaodih, Nana S. Perencanaan Pengajaran Rineka Cipta: Jakarta. 2003.
Jakiyah Darajat, Prof DR. Ilmu Pendidikan Islam 1995. Bumi Aksara: Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar
NB: Berikan Komentar yang sopan dan berkenaan dengan Artikel diatas.
Saya mohon maaf jika komentar sahabat dan rekan blogger terlambat di respon Karena banyaknya kegiatan yang mengikat he he he, Silahkan copas asalkan cantumkan juga sumbernya yah...!